Langsung ke konten utama

Neuron, Sel Sarat Tepi, Hormon dan Fungsi Indra

Neuron, Sel Sarat Tepi, Hormon dan Fungsi Indra
Hallo sobat Cey kali ini aku akan membagikan info mengenai sistem koordinasi manusia, yang sangat erat kaitannya dengan sel saraf. Selamat membaca!

Bagian-Bagian Neuron (Sel Saraf) dan Fungsinya


1. Badan Sel (Perikarion), Badan sel menyimpan inti sel (nukleus) dan anak dari inti sel (nukleolus), Badan sel berjumlah satu atau lebih yang dikelilingi oleh sitoplasma granuler. Di dalam sitoplasma badan sel juga terdapat dalam badan Nissl yang merupakan modifikasi dari retikulum endoplasma kasar (REK). Badan Nissl mengandung protein yang digunakan sebagai pengganti protein yang habis. Selama metabolisme, protein ini juga bermanfaat bagi pertumbuhan neuron. Jika badan sel mengalami kerusakan maka serabut-serabut dari neuron akan mati. Fungsi Badan Sel adalah untuk menerima impuls (ransangan)) dari dendrit dan meneruskan ke Akson (neurit).

2. Dendrit, Dendrit adalah tonjolan dari sitoplasma pada bagian dari badan sel. Di bandingkan dengan akson, dendrit ini jauh lebih halus, lebih pendek, dan juga memiliki percabangan yang lebih banyak. Fungsi dendrit adalah untuk meneruskan ransang dari organ penerima rangsang (reseptor) menuju ke badan sel)

3. Akson, Akson sering disebut juga dengan neurit. Akson adalah tonjolan sitoplasma yang panjang. Fungsi Akson adalah untuk meneruskan impuls saraf yang berupa informasi berita dari badan sel. Akson memiliki bagian-bagian spesifik. Bagian-bagian akson adalah sebagai berikut...

Neurofibril : Neurofibril adalah bagian terdalam dari akson, berupa serabut-serabut halus. Bagian-bagian pada akson inilah yang mempunya tugas pokok. Tugas atau Fungsi Neurofibril adalah untuk meneruskan impuls

Selubung Mielin : Selubung mielin merupakan bagian yang tersusun atas sel-sel pipih yang juga disebut dengan sel Schwann. Selubung Mielin adalah bagian paling luar dari akson. Fungsi Selubung Mielin adalah untuk melindungi akson. Selain dari itu, selubung mielin memberikan nutrisi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk mempertahankan kegiatan dari akson

Nodus Ranvier : Nodus ranvier adalah adalah bagian akson yang menyempit dan tidak dilapisi oleh selubung mielin. Bagian dari Akson ini tersusun dari sel-sel pipih. Dengan adanya bagian-bagian ini, Nodus ranvier terlihat seperti berbuku-buku. Fungsi Nodus Ranvier adalah sebagai loncatan untuk mempercepat impuls saraf ke otak atau sebaliknya.

Sel-sel saraf tersebut membentuk jaringjn saraf. Antara sel satu dengan yang lain terjalin saraf dan saling berhubungan. Ujung dendrit berhubungan langsung dengan penerima ransang (reseptor). Selain itu, ujung dendrit ada pula yang berhubungan dengan ujung akson dari neuron lain. Ujung akson pada sel-sel lain ada juga yang berhubungan dengan efektor, yaitu struktur yang memberikan jawaban terhadap impuls yang diterima reseptor, misalnya otot dan kelenjar.

1. Sistem Saraf Sadar (Saraf Kranial)
Sistem saraf sadar adalah saraf yang mengatur gerakan yang dilakukan secara sadar, di bawah kendali kesadaran kita, contohnya tangan kita sadar bergerak untuk mengambil gelas.
Sistem saraf sadar (kraniospinal) meliputi sistem saraf kepala (kranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal). Sistem saraf kepala disusu oleh 12 pasang saraf yang keluar dari otak. Saraf kepala terutama berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah kepala. Dua belas saraf tersebut meliputi:

Tiga pasang saraf sensori, yaitu nomor I, II, dan VIII

Lima pasang saraf motor, yaitu saraf III, IV, VI, XI, dan XII

Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor V, VII, IX, dan X
No. Saraf
Nama Saraf
Jenis Saraf
Dari Saraf Sensori
Dari Saraf Motor

I
Olfaktori
Sensori
Selaput lendir hidung
Tidak ada

II
Optik
Sensori
Retina mata
Tidak ada

III
Okulomotor
Motor
Otot penggerak bola mata
Otot penggerak bola mata, lensa mata, pupil mata

IV
Troklear/patenik
Motor
Otot penggerak bola mata
Otot lain penggerak bola mata

V
Trigeminal
Gabungan
Gigi dan kulit muka
Otot pengunya

VI
Abdusen
Motor
Otot penggerak bola mata
Otot lain penggerak bola mata

VII
Fasial
Gabungan
Lidah bagian ujung
Otot muka, kelenjar ludah

VIII
Auditori (vestibulokoklear
Sensori
Koklea dan saluran setengah lingkaran
Tidak ada

IX
Glossofaringeal
Gabungan
Lidah bagian belakang tonil
Kelenjar ludah, otot penelan di faring

X
Vagus
Gabungan
Laring, paru-paru, jantung, lambung, pankreas, hati
Saraf simpatetik ke laring, esofagus, paru-paru, jantung, lambung, dan pankreas

XI
Spinal (aksesori)
Motor
Otot di belikat, laring, faring, dan langit-langit halus
Otot laring, faring, dan langit-langit halus

XII
Hipoglosal
Motor
Otot lidah
Otot lidah


Sistem saraf spinal disusun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Saraf tulang punggung melayani reseptor dan efektor lain (selain reseptor dan efektor yang disarafi oleh otak) [baca : Sistem Saraf Pusat (Otak dan Sumsum Tulang Belakang)]. Berdasarkan asalnya, saraf tersebut dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.

Pada tubuh manusia dijumpai adanya pleksus (gabungan), yaitu beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf. Ada 3 macam pleksus yaitu sebagai berikut:

Pleksus servikalis, merupakan gabungan urat saraf leher yang memengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.

Pleksus brakialis, yaitu gabungan urat saraf lengan atas yang memengaruhi bagian tangan

Pleksus lumbo sakralis, adalah gabungan urat saraf punggung dan pinggang yang memengaruhi bagian pinggul dan kaki.

2.Sistem Saraf tak Sadar (Saraf Otonom)
Bermacam-macam sistem saraf yang telah dibahas sebelumnya merupakan sistem saraf sadar. Di samping sistem saraf sadar, kita memeliki sistem saraf tak sadar atau otonom, yang bekerja secara otomatis, tidak di bawah kehendak saraf pusat, contohnya adalah denyut jantung, gerak alat pencernaan, dan pengeluaran keringat. Sistem saraf ini terletak khusus di sumsum tulang belakang. Susunan saraf otonom terdiri atas susunan sarafsimpatetik dan saraf parasimpatetik. Perbedaan struktur antara saraf simpatetik dan parasimpatetik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatetik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang punggung yang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga memiliki serabut preganglion pendek dan memiliki serabut postganglion yang panjang. Sebaliknya, saraf parasimpatetik memiliki serabut praganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu efektor dan memiliki serabut postganglion pendek. Serabut praganglion yang dimaksud adalah serabut saraf yang keluar dari ganglion.

a. Sistem saraf simpatetik

Sistem saraf simpatetik terletak di depan ruas tulang belakang dan berhubungan serta bersambung dengan sumsum tulang belakang melalui serabut saraf.

b. Sistem saraf parasimpatetik

susunan saraf parasimpatetik berupa jaringan susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion-ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Fungsi susunan saraf parasimpatetik merupakan kebalikan dari fungsi saraf simpatetik.

Bagian tubuh yang dipengaruhi
Saraf simpatetik
Saraf parasimpatetik

Iris (pupil)
Memperbesar pupil
Mengecilkan pupil

Bronkus
Memperbesar bronkus
Mengecilkan bronkus

Jantung
Mempercepat detak jantung
Memperlambat detak jantung

Arteri
Konstriksi (memperkecil diameter)
Dilatasi (memperbesar diameter)

Kandung kemih
Relaksasi kandung kemih
Kontraksi kandung kemih

Lambung
Menghambat kerja lambung
Memacu kerja lambung

Penis
Mengontrol ejakulasi
Merangsang ereksi


Jenis-Jenis Hormon Pada Manusia dan Fungsinya

Hormon Testosteron – Hormon seks laki-laki yang fungsinya untuk menentukan kepadatan tulang, kekuatan dan massa otot. Hal ini memainkan peran penting dalam pertumbuhan jakun, jenggot dan rambut ketiak, bulu dada, rambut kaki. Dalam perubahan terkait seperti pendalaman suara, pubertas (pematangan organ seksual), pengembangan skrotum, libido.

Hormon Luteinizing hormone (LH) – Untuk mengatur ovulasi pada wanita. Pada laki-laki, testosteron diproduksi di testis dengan adanya hormon ini.

Hormon Insulin – Untuk mengatur metabolisme karbohidrat dan lemak, membantu menjaga kadar glukosa darah dengan meningkatkan penyerapan glukosa dalam sel-sel hati, otot, dan jaringan lemak. Glukosa disimpan dalam bentuk glikogen di otot dan hati. Insulin menghambat pelepasan glukagon dan tidak memungkinkan tubuh untuk menggunakan lemak sebagai sumber energi.

Hormon aldosteron – Untuk mendorong reabsorpsi natrium di ginjal dan peningkatan volume darah, pelepasan kalium dan hidrogen melalui ginjal, meningkatkan retensi air dan kenaikan tingkat tekanan darah.

Hormon adrenokortikotropik – Untuk meningkatkan penyerapan lipoprotein ke dalam sel kortikal sehingga lebih banyak kolesterol yang tersedia untuk sel-sel dari korteks adrenal.
Brain natriuretic peptide – membantu untuk menurunkan tekanan darah karena membantu mengurangi resistensi pembuluh darah sistemik. Ini juga menurunkan tingkat darah air, sodium dan lemak.

Hormon Tiroksin dan Triidotironin – Untuk meningkatkan laju metabolisme, sensitivitas kardiovaskuler thd aktivasi saraf simpatik, mempengaruhi kematangan homeostasis otot skelet.

Hormon Adrenalin – Meningkatkan kecepatan denyut jantung, dan tekanan darah, mengatur diameter arteriol, merangsang kontraksi otot polos, meningkatkan konsentrasi gula darah.

Hormon Estrogen – Mempengaruhi perkembangan organ seks dan ciri-ciri kelamin wanita, merangsang perkembangan folikel telur, mempengaruhi siklus menstruasi, merangsang penealan dinding uterus, dan memeilihara kehamilan.[2]

Dopamin (DPM / PIH / DA) – Dopamin menentukan perilaku Anda, kognisi dan gerakan sadar, meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Hal ini memainkan peran penting dalam fitur psikologis seperti motivasi, hukuman dan imbalan. Ini mengontrol pola tidur, mood, konsentrasi.

Hormon Progesteron – Dapat mempengaruhi siklus menstruasi, merangsang penealan dinding uterus, dan memeilihara kehamilan.

Growth Hormone – Merangsang pertumbuhan tulang dan otot, meningkatkan sintesis protein,mobilisasi lemak, menurunkan metabolisme karbohidrat.

Kalsitonin (CT) – menurunkan kadar kalsium darah dengan menghambat penyerapan kalsium di usus, dan juga menghambat penyerapan kalsium oleh ginjal dan dengan demikian mempromosikan ekskresi kalsium melalui urin, mencegah aktifitas osteoklas dalam tulang dan memainkan peran penting dalam regulasi vitamin D.

Hormon TSH – Merangsang pembentukan & pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid

TELINGA

Telinga merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan, yang terdiri dari telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.

Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna atau aurikel) dan saluran telinga (meatus auditorius eksternus).
Telinga luar merupakan tulang rawan (kartilago) yang dilapisi oleh kulit, daun telinga kaku tetapi juga lentur.
Suara yang ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui saluran telinga ke gendang telinga.
Gendang telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga luar.

Telinga Tengah
Telinga tengah terdiri dari gendang telinga (membran timpani) dan sebuah ruang kecil berisi udara yang memiliki 3 tulang kecil yang menghubungkan gendang telinga dengan telinga dalam. Maleus , Incus and Stapes ( Tulang Martil , Landasan dan Sanggurdi) Ketiga tulang tersebut adalah:

Maleus (bentuknya seperti palu, melekat pada gendang telinga),

Inkus (menghubungkan maleus dan stapes)

Stapes (melekat pda jendela oval di pintu masuk ke telinga dalam).

Getaran dari gendang telinga diperkuat secara mekanik oleh tulang-tulang tersebut dan dihantarkan ke jendela oval. Telinga tengah juga memiliki 2 otot yang kecil-kecil:

Otot tensor timpani (melekat pada maleus dan menjaga agar gendang telinga tetap menempel)

Otot stapedius (melekat pada stapes dan menstabilkan hubungan antara stapedius dengan jendela oval. Jika telinga menerima suara yang keras, Maka otot stapedius akan berkontraksi sehingga rangkaian tulang-tulang semakin kaku dan hanya sedikit suara yang dihantarkan. Respon ini disebut refleks akustik, yang membantu melindungi telinga dalam yang rapuh dari kerusakan karena suara.

Tuba Eustachius / Saluran Eustachius adalah saluran kecil yang menghubungkan telinga tengah dengan hidung bagian belakang, yang memungkinkan masuknya udara luar ke dalam telinga tengah.Tuba eustachius membuka ketika kita menelan, sehingga membantu menjaga tekanan udara yang sama pada kedua sisi gendang telinga,
Tuba Eustachius yang penting untuk fungsi pendengaran yang normal dan kenyamanan.

3. Telinga Dalam
Telinga dalam (labirin) adalah suatu struktur yang kompleks, yang terdiri dari 2 bagian utama:

Koklea (Organ Pendengaran)

Kanalis Semisirkuler (Organ Keseimbangan)

Koklea merupakan saluran berongga yang berbentuk seperti rumah siput. Koklea terdiri dari cairan kental dan organ Corti

Organ Corti mengandung ribuan sel-sel kecil (sel rambut) yang memiliki rambut yang mengarah ke dalam cairan tersebut. Rambut halus itu akan bergetar ketika ada gelombang yang menggetarkannya sehingga menimbulkan nada yang kemudian dikirim keotak serabut syaraf  yang menempel pada reseptor peka organ corti yang ada di koklea itu syaraf no 8 Neiron Auditory yang menghantarkannya ke otak besar bagian samping ( Lobus temporalis)

Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi
Telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam.
Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.

Jadi Telinga itu tersusun atas bagian-bagian telinga.

Telinga luar, terdiri atas daun telinga, saluran/lubang telinga, rambut-rambut halus, kelenjar minyak,
dan membran tymphani

Telinga tengah, terdiri atas saluran Eustachius, jendela oval, jendela bundar, dan 3 tulang pendengaran, yaitu martil/maleus, landasan/incus dan sanggurdi/stapes.

Telinga dalam, terdiri atas koklea/rumah siput, 3 saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus.

Indera Penglihat/ MATA
Struktur Mata

Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat. Sklera berwarna putih buram (tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea.Konjungtiva adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata.Lapisan ini berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.

Koroid
Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam. Koroid merupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina.Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar).Di bagian depan, koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna.Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata).Melalui pupil sinar masuk.Iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata.Kontraksi dan relaksasi dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.

Retina
Retina lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak.Bagian retina yang penting adalah sel kerucut ( Conus) dan sel batang ( Bacillus ). Sel kerucut untuk menangkap cahaya terang ( warna) dan Sel batang menangkap cahaya gelap / hitam putih. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.

Lensa
Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua ruang yaitu bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous humor, bagian belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor.
Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar. Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi.Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis. Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis.
Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.

Otot Mata
Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera.Dari 6 otot itu empat diantaranya berupa Otot rektus dan 2 diantaranya berupa otot obliqus.
Empat otot rectus itu antara lain :

Otot rektus inferior berfungsi menggerakkan ke bawah.

Otot rektus superior berfungsi menggerakkan ke atas

Otot rektus eksternal berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan

Otot rektus internal berfungsi menggerakkan bola mata ke kiri

Dua otot obliqus itu antara lain

Otot obliq atas (superior)

Otot obliq bawah (inferior).

Fungsi Mata

Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor.Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar. Ada dua macam sel reseptor pada retina :

Sel Kerucut ( Conus )
Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu.Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, Sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna
Makin ke tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja. Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin
Rodopsin yaitu suatu senyawa protein dan vitaminA. Rodopsin apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A.
Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap.Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga adaptasi rodopsin).Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk melihat.

Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabungan antara retinin dan opsin.Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut mata dapat menangkap spektrum warna.Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna.
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum). Jika kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk ke mata tampak seperti kerucut. Sedangkan jika kita sangat jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar tampak paralel.Baik sinar dari obyek yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang jelas disebut pemfokusan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Bermain Mini Bridge, Dasar Olahraga Bridge

Contract, Ciri Khas Permainan Bridge

Pahami Beberapa Istilah ini sebelum Belajar Bridge